Daftar Blog Saya

Minggu, 30 Oktober 2011

Laporan Karet


                                                                                                                                           I.      PENDAHULUAN

1.1             LATAR BELAKANG
Tanaman Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.

Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Dunia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara yang memiliki areal luas dan diusahakan oleh swasta dan rakyat. Memang,tanaman karet tergolong mudah diusahakan dan sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari Daratan Amerika Tropi, sekitar Brasil. Daerah di Indonesia, termasuk daerahyang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuhbaik dan menghasilkan lateks.

Perawatan tanaman yang utama seperti pemupukan dan pemberantasan gulma pun jarang dilakukan. Klon- klon baru yang memiliki produktivitas lateks tinggi banyak yang tidak mereka kenal.Pengolahan lateks menjadi bahan baku karet alam seperti crepe, lateks pusingan, dan sebagainya juga masih banyak yang diusahakan secara sangat sederhana, berkesan seadanya, sehingga mutu karet yang dihasilkan menjadi memprihatinkan. Akibatnya, harga jual rendah dan tingkat kepercayaan konsumen atau pembeli karet juga menurun.Karet alam banyak digunakan sebagai bahan baku barang atau peralatan,diantaranya ban mobil,peralatan kendaraan,pembungkus kawat listrik dan telepon,sepatu,alat kedokteran,beberapa peralatan rumah tangga dan kantor,alat-alat olah raga,ebonite dan aspal.
1.2             TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengamati proses pertumbuhan tanaman karet.
1.3                 HIPOTESIS
Bahwa jumlah bibit karet perlubang tanam akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet.


                                                                                                                         II.      TINJAUAN PUSTAKA

2.1              TANAMAN KARET
Tanaman Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.

Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Dunia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara yang memiliki areal luas dan diusahakan oleh swasta dan rakyat. Memang,tanaman karet tergolong mudah diusahakan dan sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari Daratan Amerika Tropi, sekitar Brasil. Daerah di Indonesia, termasuk daerahyang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuhbaik dan menghasilkan lateks.
Deskripsi
Tanaman Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.

Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Dunia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara yang memiliki areal luas dan diusahakan oleh swasta dan rakyat. Memang,tanaman karet tergolong mudah diusahakan dan sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari Daratan Amerika Tropi, sekitar Brasil. Daerah di Indonesia, termasuk daerahyang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuhbaik dan menghasilkan lateks.
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun 2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas.Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan.Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8%perkebunan besar milik swasta. Produksi karet secara nasional pada tahun2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisaditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaaan kebun bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung halini, perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau pekebun swasta untuk membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara intensif.

PROSPEK DAN PELUANG PASAR
Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia. Kebutuhan karet sintetik relative lebih mudah dipenuhi karena sumber bahan baku relatif tersedia walaupun harganya mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industry tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan.Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat pada sepuluh tahun terakhir,terutama China dan beberapa negara kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin seperti India, Korea Selatan dan Brazil, memberi dampak pertumbuhan permintaan karet alam yang cukup tinggi, walaupun pertumbuhan permintaan karet di negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang relatif stagnan.
Menurut perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), diperkirakanakan terjadi kekurangan pasokan karet alam pada periode dua dekade ke depan.Hal ini menjadi kekuatiran pihak konsumen, terutama pabrik-pabrik ban seperti:
·         Bridgestone, Goodyear dan Michellin. Sehingga pada tahun 2004, IRSG membentuk Task Force Rubber Eco Project (REP) untuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035.
Hasil studi REP meyatakan bahwa permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 juta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada tahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Pertumbuhan produksi untuk Indonesia dapat dicapai melalui peremajaan atau penaman baru karet yang cukup besar, dengan perkiraan produksi pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 jutaton.Sejak pertengahan tahun 2002 harga karet mendekati harga US$ 1.00/kg,dan sampai sekarang ini telah mencapai US$ 1.90kg untuk harga SIR 20 di SICOM Singapura. Diperkirakan harga akan mencapai US$ 2.00 pada tahun 2007 dan pada jangka panjang sampai 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazil dan negaranegarayang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik.

2.2             KLASIFIKASI TANAMAN KARET
Saat ini karet yang digunakan diindustri terdiri karet alam dan karet sintesis.Penggunaan karet sintesis jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan karet ala.Karet sintesis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya cenderung tetap stabil.Dalam hal pengadaan, karet sintetis jarang mengalami kesulitan untuk pengiriman atau suplai barang.
Klasifikasi karet :
        Kindom           : Plantae                                                                                 
        Divisi               : Magnoliophyta
        Subdisi             : Angiospermae
        Kelas               : Magnoliopsida
        Ordo                : Malpighiales
        Famili              : Euphorbiaceae
        Subfamily        : Crotonoideae
        Genus              : Hevea
        Spesies             : Hevea Brasiliensis Mull.Arg
2.3             PERBEDAAN KARET ALAM DENGAN KARET SINTETIS
Karet Alam
Karet Sintetis
*      Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna.
*      Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
*      Mempunyai daya aus yang tinggi.
*      Tidak mudah panas (low heat build up)
*      Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance).
*      Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan dan harga bisa turun drastic.
v  Memiliki daya tahan terhadap zat kimia.

v  Harganya yang cenderung bias dipertahankan supaya tetap stabil.

v  Tidak mengalami kesulitan dalam menyuplai barang.
        Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik,tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis.

       
       



T


Tabel: Perbedaan karet alam dengan karet sintetis.
A. JENIS-JENIS KARET ALAM
      Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal,di antaranya merupakan bahan olahan.Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi.Ada juga karet yang
diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.Jenis-jenis karet alam adalah:
1.         Bahan olah karet (Lateks kebun,sheet angin, slab tipis, dan lump segar)
2.         Karet konvensional
3.         Lateks pekat
4.         Karet bongkah atau blockrubber
5.         Karet reklim atau reclaimed rubber
1.        .BAHAN OLAH KARET.
Bahan olah karet adalah Lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet Havea brasiliensis.Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam,yaitu lateks kebun,sheet angin,slab tipis, dan lump segar.
2.        KARET ALAM KONVENSIONAL.
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional.Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe.Jenis-jenis karet olahan yang tergolong konvensioal beserta standar mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut:
(a)       Ribbed Smoked Sheet (RSS)
Adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.

(b)      White crepe dan pale crepe
Jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda.White crepe dan pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.

(c)       Estate brown crepe
Merupakan jenis berwarna cokelat.Disebut estatebrown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunan besar.Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang baik seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisalateks lump,atau koagulum yang berasal dari prakoagulasi,dan scrap atau lateks kebun yang sudah kering diatas bidang penyadapan.Brown crepe yang tebal disebut thick brown crepe dan yang tipis disebut thin brow crepe.

(d)      Compo crepe
Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.Untuk pembuatan compo crepes,scrap tanah tidak boleh digunakan.

(e)       Thin brown crepe remills
Jenis ini merupakan crepe cokelat yang tipis karena digiling ulang.Bahan pembuat crepe jenis ini sama dengan brown crepe lain,tetapi digiling lagi untuk mengahasilkan crepe yang tebalnya sesuai dengan yang telah ditentukan.Biasanya karet yang tebal (thick) atau yang lebih tebal sedikit dari thin brown crepe yang bisa diolah lagi menjadi thin brown creperemills.

(f)       Thick blanket crepes ambers
Jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal berwarna cokelat.Biasanya dibuat dari slab basah,sheet tanpa proses pengasapan,dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya.Scrap tanah tidak boleh digunakan.Bila ingin menggunakan scrap,kulit pohon harus dibersihkan dari kulit pohon yang terdapat.
(g)      Flat bark crepe
Sebenarnya jenis ini merupakan  karet tanah atau earth rubber,yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah,termasuk scrap tanah   yang berwarna hitam.Standar mutu jenis ini adalah: Karetnya kering dan berwarna cokelat tuahingga hitam dengan tekstur sedang hingga lembek.
Tidak diperbolehkan ada    kelenturan,bekas         panas,  lumpur,kapas, pasir,pengepakan tidak bersih,dan benda-benda asing lain kecuali bagian kulit pohon yang halus.Jenis karet ini mudah rusak.
Hard flat bark crepes:Jenis ini merupakan flat bark crepeyang kering,berwarna cokelat tua sampai hitam,bebentuk kokoh,tebal dan agak liat.
(h)      Pure smoked blanked crepe
Merupakan crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet,termasuk juga block sheet atau sheet,termasuk juga block sheet atau sheet bongkah,atau dari sisa potongan ribbed smoked sheet.

(i)        Off crepe.
Jenis ini merupakan crepe yang tidak tergolong bentuk baku atau standar.Biasanya tidak dibuat melalui proses pembekuan langsung dari bahan lakets yang masih segar,melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering,lembaran-lembaran ribbed smoked sheet yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi,busa-busa dari lateks,bekas air cucian yang banyak mengandung lateks,serta bahan-bahan lain yang jelek.Karena dibuat dari bahan sisa atau yang bermutu jelek,maka off crepe memiliki nilai dan kegunaan yang rendah.
3.        LATEKS PEKAT
Lateks pekat dalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat,tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya.Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pemusingan atau creamed lateks dan centrifuged lateks.Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
4.        KARET BONGKAH atau BLOCK RUBBER
Karet bongka adalah karet reman yang dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan.Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
5.        KARET SPESIFIKASI TEKNIS atau CRUMB RUBBER
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya.Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis.Warna atau penilaian visual yang menjadi dasr penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet,crepe,maupun lateks pekat tidak berlaku untukjenis yang satu ini.

6.        TYPE RUBBER
Type rubber adalah bentu laen dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen,baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet.
7.        KARET REKLIM atau RECLAIMED RUBBER
Karet reklim adalah karet yang dioah kembali dan barang-barang karetbekas ban-ban berjalan.Karenanya,boleh dibilang karet reklim adalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir.
B.  KARET SINTETIS
Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman Perang Dunia II.Berdasarkan tujuan pemanfaatannya,ada dua macam karet sintetis yang dikenal yaitu karet sintetis yang digunakan secara umum serta karet sintetis yang digunakan untuk keperluan khusus.
1.         Karet sintetis untuk kegunaan umum
        Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbaga keperluan.Bahkan,banyak fungsi karet alam yang dapat digantikannya.
2.         Karet sintetis untuk kegunaan khusus
        Jenis karet sintetis ini tidak terlalubanyakdigunakan dbanding karet sintetis yang pertama.Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena memiliki sifat khusus karena memiliki sifat khusus yang tidak dipunyai karet sintetis jenis pertama.Sifat yang sekaligus menjadi kelebihannya ini adalah tahan terhadap minyak,oksidasi,panas atau suhu tinggi serta kedap terhadap gas.

2.4              MANFAAT TANAMAN KARET
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: salah satu komoditi penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani karet.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
2.5                POPULASI PER SATUAN LUAS
Dalam pertumbuhan jagung yang ditanam di lahan perkebunan Universitas Jambi, bahwa jarak tanam jagung tersebut berukuran 3x4 m dengan jumlah petakan 24 petakan dan masing-masing petakan sebanyak 4 polybag.Jumlah tanaman karet yang dibudidayakan selama raktikum sejumlah ±96 batang.

2.3                 JUMLAH BENIH  PERLUBANG  TANAM

Jumlah benih perpetak tanam dalam setiap petak lahan sama jumlahnya. Dalam petak pertama dalam setiap lubang nya diisi empat bibit karet. Dalam percobaan ini di lakukan penanaman karet dengan enam petak tanam dimana setiap petak mendapat perlakuan yang berbeda.
Setelah dilakukan penanaman bibit dan tumbuh dilakukan penyeleksian tanaman yang di anggap bagus pertumbuhannya dengan melihat tanaman tersebut sudah melentis dan tanaman yang di anggap tidak bagus pertumbuhannya berarti tanaman tidak melentias atau busuk,dimana jarak antar petak satu dengan petak yang lainnya sama jarak Hal ini dilakukan agar tanaman yang  tumbuh  adalah   tanaman   yang    berkwalitas bagus.


                                                                                                              III.         METODE PENELITIAN

3.1                WAKTU dan TEMPAT
Praktikum budidaya tanaman perkebunan di laksanakan di Lahan Pertanian,Fakultas Pertanian, Universitas Jambi yang di laksanakan setiap hari sabtu mulai tanggal 1 April 2011 S/d 29 April 2011.
3.2             BAHAN dan ALAT
  Bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut adalah bibit karet sebanyak 96 batang,BAP (0 ppm,100ppm,300ppm,500ppm) dan alat yang digunakan dalam praktikum adalah cangkul,parang,spidol dan pisau cutter.
3.3             RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan system perlakuan yang berbeda yaitu dengan penanaman 4 bibit dengan setiap petak.
3.4             TAHAP PERSIAPAN LAHAN TANAMAN KARET
Ø  Pengolahan tanah
1.  Penebangan dan pembakaran pohon yang     ada    pada      lahan.
2.  Penyacaran     lahan    dari      rumput yang    ada.
3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bulan, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru           digaru.
Ø  Pencegahan Erosi
1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan            lahan.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran drainase memotong lereng dan rorak   dibuat    diantara   barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai            berikut:
    -       Tentukan arah Timur-Barat   (TB)   atau    Utara-Selatan     (US).
    -       Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.
Ø    Pembukaan lahan (Land Clearing)

Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi
: (a) pembabatan semak belukar,
  (b) penebangan pohon,
  (c) perecanaan dan pemangkasan,
  (d) pendongkelan akar kayu,
  (e) penumpukan dan pembersihan.
Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok,penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.

Ø     Persiapan Lahan Penanaman

Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :

·         Pemberantasan Alang-alang dan Gulma lainnya
Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai
vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan
menggunakan bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon.Kegiatan ini kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis.
·         Pembuatan teras/Petakan dan Benteng/Piket
Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar 150. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air hujan.Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan lahan. Untuk setiap 6 - 10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah) dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.

Ø     Penanaman Tanaman Karet

1. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
2. Lubang tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60X40 cm.
3. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens
5. Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.
3.5             Pemeliharaan Tanaman Karet
1. Penyulaman
- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.
- Tanaman yang mati segera diganti.
- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.
2. Pemotongan Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.
3. Merangsang Percabangan
Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :
- Pengeringan batang (ring out)
- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
- Penanggalan (tapping)
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.
5. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping
Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :
- Topografi tanah maksimum 11 (8%)
- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2 tahun.
- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.
- Tanaman sela harus di pupuk.
- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.

3.6             Teknik Perlindungan Tanaman Karet

a. Hama Tanaman Karet

Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:
1. Kutu Lak (Laccifer)
Ciri-ciri :
- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.
- Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.
- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada tempat serangan.
- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga bagian tanaman yang terserang kering.
- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian :
- Lakukan pengawasan sedini mungkin.
- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan Biologis
- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.

2. Pscudococcus Citri
Ciri-ciri :
- Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda
- Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.
Pengendalian :
- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
- Interval penyemprotan 1-2 mg
b. Penyakit Tanaman Karet
1. Penyakit Embun Tepung
Penyebab: Cendawan Oidium heveae
Gejala: Menyerang daun muda lalu berbintik putih dan merangas . Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.
Pengendalian: pemeliharaan yang intensif, penyelarasan beban sadapan Secara kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.
2. Penyakit Daun Colletotrichum
Penyebab: Colletotrichum gloeosporioides
Gejala: Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak berwarna putih bintik hitam (spora)
Pengendalian: Dengan Fungisida
3. Penyakit Kanker garis
Penyebab: Phytophthora palmivora butl
Gejala: Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit membusuk. Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang terlampau lembab Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.
Pengendalian: Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup tanah. Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)
4. Penyakit Jamur Upas
Penyebab: Cortisium salmonicolor
Gejala: Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman  lemah dan produksi turun.
Pengendalian: Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).
5. Penyakit Bidang Sadapan
Penyebab: Ceratocystis Fimbriata
Gejala: Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu. Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap.
Pengendalian: Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban. Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif benomil dan Kaptofol.

6. Penyakit Cendawan Akar putih
Penyebab: Cendawan Fomes Lignosus
Gejala: Daun kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan berwarna putih kekuningan.
Pengendalian: Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar Penanaman 1-2 tahun setelah pembongkaran. Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar. Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu diolesi fungisida.
Ø  Pemupukan
Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.

4.1 PEMBAHASAN
                        Pertumbuhan tanaman karet dengan menggunakan metode stek tidur merupakan metode yang baik walaupun tanaman karet ada yang pertumbuhannya yang mati..

4.2 KESIMPULAN

                        Tanaman Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.

4.3 DAFTAR PUSTAKA
                        http://google.com/perkebunankaret.
                        http://www.yahoo.com/karet.
                        http://wikipediaindonesia.com/pertumbuhankaret.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar