I.
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Tanaman
Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan
lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian
yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari
karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan
mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu
sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.
Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian
Dunia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah
ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara
yang memiliki areal luas dan diusahakan oleh swasta dan rakyat. Memang,tanaman
karet tergolong mudah diusahakan dan sangat cocok untuk tanaman yang berasal
dari Daratan Amerika Tropi, sekitar Brasil. Daerah di Indonesia, termasuk
daerahyang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuhbaik dan menghasilkan
lateks.
Perawatan tanaman yang utama seperti
pemupukan dan pemberantasan gulma pun jarang dilakukan. Klon- klon baru yang
memiliki produktivitas lateks tinggi banyak yang tidak mereka kenal.Pengolahan
lateks menjadi bahan baku karet alam seperti crepe, lateks pusingan, dan sebagainya
juga masih banyak yang diusahakan secara sangat sederhana, berkesan seadanya,
sehingga mutu karet yang dihasilkan menjadi memprihatinkan. Akibatnya, harga
jual rendah dan tingkat kepercayaan konsumen atau pembeli karet juga menurun.Karet alam banyak digunakan sebagai
bahan baku barang atau peralatan,diantaranya ban mobil,peralatan
kendaraan,pembungkus kawat listrik dan telepon,sepatu,alat kedokteran,beberapa
peralatan rumah tangga dan kantor,alat-alat olah raga,ebonite dan aspal.
1.2
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengamati proses pertumbuhan
tanaman karet.
1.3
HIPOTESIS
Bahwa jumlah bibit karet perlubang tanam akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
TANAMAN
KARET
Tanaman
Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan
lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian
yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari
karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan
mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu
sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.
Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian
Dunia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah
ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara
yang memiliki areal luas dan diusahakan oleh swasta dan rakyat. Memang,tanaman
karet tergolong mudah diusahakan dan sangat cocok untuk tanaman yang berasal
dari Daratan Amerika Tropi, sekitar Brasil. Daerah di Indonesia, termasuk
daerahyang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuhbaik dan menghasilkan
lateks.
Deskripsi
Tanaman
Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan
lingkup Internasional,Di Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian
yang banyak menunjang perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari
karet cukup besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan
mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu
sendiri yaitu daratan Amerika Selatan.
Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian
Dunia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah
ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara
yang memiliki areal luas dan diusahakan oleh swasta dan rakyat. Memang,tanaman
karet tergolong mudah diusahakan dan sangat cocok untuk tanaman yang berasal
dari Daratan Amerika Tropi, sekitar Brasil. Daerah di Indonesia, termasuk
daerahyang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuhbaik dan menghasilkan
lateks.
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi
di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20
tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada
tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun
2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25
milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas.Sejumlah lokasi di
Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian
besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan.Luas area perkebunan karet
tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.
Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan
hanya 7% perkebunan besar negara serta 8%perkebunan besar milik swasta.
Produksi karet secara nasional pada tahun2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta
ton. Jumlah ini masih akan bisaditingkatkan lagi dengan memberdayakan
lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong/tidak produktif yang sesuai
untuk perkebunan karet.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia
terhadap komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk
meningkatkan pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaaan
kebun bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung
halini, perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau pekebun
swasta untuk membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara
intensif.
PROSPEK
DAN PELUANG PASAR
Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi
kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan
yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor
belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet.
Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya standar hidup manusia. Kebutuhan karet sintetik relative lebih
mudah dipenuhi karena sumber bahan baku relatif tersedia walaupun harganya
mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industry tetapi
diproduksi sebagai komoditi perkebunan.Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat
pada sepuluh tahun terakhir,terutama China dan beberapa negara kawasan
Asia-Pasifik dan Amerika Latin seperti India, Korea Selatan dan Brazil, memberi
dampak pertumbuhan permintaan karet alam yang cukup tinggi, walaupun
pertumbuhan permintaan karet di negara-negara industri maju seperti Amerika
Serikat, Eropa Barat dan Jepang relatif stagnan.
Menurut perkiraan International Rubber Study Group (IRSG),
diperkirakanakan terjadi kekurangan pasokan karet alam pada periode dua dekade
ke depan.Hal ini menjadi kekuatiran pihak konsumen, terutama pabrik-pabrik ban
seperti:
·
Bridgestone, Goodyear dan Michellin. Sehingga pada tahun 2004,
IRSG membentuk Task Force Rubber Eco
Project (REP) untuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran
karet sampai dengan tahun 2035.
Hasil studi REP meyatakan bahwa permintaan karet alam dan
sintetik dunia pada tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban
dan non ban, dan 15 juta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam
pada tahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan
pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand
hanya 1% dan Malaysia -2%. Pertumbuhan produksi untuk Indonesia dapat dicapai
melalui peremajaan atau penaman baru karet yang cukup besar, dengan perkiraan
produksi pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1
jutaton.Sejak pertengahan tahun 2002 harga karet mendekati harga US$
1.00/kg,dan sampai sekarang ini telah mencapai US$ 1.90kg untuk harga SIR 20 di
SICOM Singapura. Diperkirakan harga akan mencapai US$ 2.00 pada tahun 2007 dan
pada jangka panjang sampai 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang
terus meningkat terutama dari China, India, Brazil dan negaranegarayang
mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik.
2.2
KLASIFIKASI
TANAMAN KARET
Saat ini
karet yang digunakan diindustri terdiri karet alam dan karet
sintesis.Penggunaan karet sintesis jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan
karet ala.Karet sintesis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat
kimia dan harganya cenderung tetap stabil.Dalam hal pengadaan, karet sintetis
jarang mengalami kesulitan untuk pengiriman atau suplai barang.
Klasifikasi karet :
Kindom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Subdisi :
Angiospermae
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Malpighiales
Famili :
Euphorbiaceae
Subfamily : Crotonoideae
Genus :
Hevea
Spesies :
Hevea Brasiliensis Mull.Arg
2.3
PERBEDAAN
KARET ALAM DENGAN KARET SINTETIS
Karet Alam
|
Karet Sintetis
|
Memiliki
daya elastis atau daya lenting yang sempurna.
Memiliki
plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
Mempunyai
daya aus yang tinggi.
Tidak
mudah panas (low heat build up)
Memiliki
daya tahan tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance).
Harga
dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan dan harga bisa turun
drastic.
|
v Memiliki daya tahan terhadap zat kimia.
v Harganya yang cenderung bias dipertahankan supaya
tetap stabil.
v Tidak mengalami kesulitan dalam menyuplai barang.
|
Walaupun karet alam sekarang
ini jumlah produksi dan konsumsinya dibawah karet sintetis atau karet buatan
pabrik,tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet
sintetis.
T
Tabel: Perbedaan karet alam dengan karet sintetis.
A.
JENIS-JENIS KARET ALAM
Ada beberapa jenis karet alam yang
dikenal,di antaranya merupakan bahan olahan.Bahan olahan ada yang setengah jadi
atau sudah jadi.Ada juga karet yang
diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.Jenis-jenis karet
alam adalah:
1.
Bahan olah karet (Lateks kebun,sheet angin, slab
tipis, dan lump segar)
2.
Karet konvensional
3.
Lateks pekat
4.
Karet bongkah atau blockrubber
5.
Karet reklim atau reclaimed rubber
1.
.BAHAN OLAH KARET.
Bahan olah karet adalah Lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang
diperoleh dari pohon karet Havea
brasiliensis.Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4
macam,yaitu lateks kebun,sheet angin,slab tipis, dan lump segar.
2.
KARET ALAM KONVENSIONAL.
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam
konvensional.Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet
dan crepe.Jenis-jenis karet olahan yang tergolong konvensioal beserta standar
mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut:
(a)
Ribbed Smoked Sheet (RSS)
Adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan
dengan baik.
(b)
White crepe dan pale crepe
Jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda.White crepe dan
pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.
(c)
Estate brown crepe
Merupakan jenis berwarna cokelat.Disebut estatebrown crepe karena banyak
dihasilkan oleh perkebunan besar.Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang
baik seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisalateks
lump,atau koagulum yang berasal dari prakoagulasi,dan scrap atau lateks kebun
yang sudah kering diatas bidang penyadapan.Brown crepe yang tebal disebut thick
brown crepe dan yang tipis disebut thin brow crepe.
(d)
Compo crepe
Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap
pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.Untuk pembuatan compo
crepes,scrap tanah tidak boleh digunakan.
(e)
Thin brown crepe remills
Jenis ini merupakan crepe cokelat yang tipis karena digiling ulang.Bahan
pembuat crepe jenis ini sama dengan brown crepe lain,tetapi digiling lagi untuk
mengahasilkan crepe yang tebalnya sesuai dengan yang telah ditentukan.Biasanya
karet yang tebal (thick) atau yang lebih tebal sedikit dari thin brown crepe
yang bisa diolah lagi menjadi thin brown creperemills.
(f)
Thick blanket crepes ambers
Jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal berwarna cokelat.Biasanya
dibuat dari slab basah,sheet tanpa proses pengasapan,dan lump serta scrap dari
perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya.Scrap tanah tidak boleh
digunakan.Bila ingin menggunakan scrap,kulit pohon harus dibersihkan dari kulit
pohon yang terdapat.
(g)
Flat bark crepe
Sebenarnya jenis ini merupakan
karet tanah atau earth rubber,yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari
scrap karet alam yang belum diolah,termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.Standar mutu jenis ini
adalah: Karetnya kering dan berwarna cokelat tuahingga hitam dengan tekstur
sedang hingga lembek.
Tidak diperbolehkan ada kelenturan,bekas panas, lumpur,kapas,
pasir,pengepakan tidak bersih,dan benda-benda asing lain kecuali bagian kulit
pohon yang halus.Jenis karet ini mudah rusak.
Hard flat
bark crepes:Jenis ini merupakan flat bark crepeyang
kering,berwarna cokelat tua sampai hitam,bebentuk kokoh,tebal dan agak liat.
(h)
Pure smoked blanked crepe
Merupakan crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal
dari ribbed smoked sheet,termasuk juga block sheet atau sheet,termasuk juga
block sheet atau sheet bongkah,atau dari sisa potongan ribbed smoked sheet.
(i)
Off crepe.
Jenis ini merupakan crepe yang tidak tergolong bentuk baku atau
standar.Biasanya tidak dibuat melalui proses pembekuan langsung dari bahan
lakets yang masih segar,melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet
kering,lembaran-lembaran ribbed smoked sheet yang tidak bagus penggilingannya
sebelum diasapi,busa-busa dari lateks,bekas air cucian yang banyak mengandung
lateks,serta bahan-bahan lain yang jelek.Karena dibuat dari bahan sisa atau
yang bermutu jelek,maka off crepe memiliki nilai dan kegunaan yang rendah.
3.
LATEKS PEKAT
Lateks pekat dalah jenis karet
yang berbentuk cairan pekat,tidak berbentuk lembaran atau padatan
lainnya.Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses
pemusingan atau creamed lateks dan centrifuged lateks.Biasanya lateks pekat
banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu
tinggi.
4.
KARET BONGKAH atau BLOCK RUBBER
Karet bongka adalah karet reman yang dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan.Karet bongkah ada yang
berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
5.
KARET SPESIFIKASI TEKNIS atau CRUMB
RUBBER
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga
terjamin mutu teknisnya.Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat
teknis.Warna atau penilaian visual yang menjadi dasr penentuan golongan mutu
pada jenis karet sheet,crepe,maupun lateks pekat tidak berlaku untukjenis yang
satu ini.
6.
TYPE RUBBER
Type rubber adalah bentu laen dari karet alam yang dihasilkan sebagai
barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen,baik untuk
pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet.
7.
KARET REKLIM atau RECLAIMED RUBBER
Karet reklim adalah karet yang dioah kembali dan barang-barang karetbekas
ban-ban berjalan.Karenanya,boleh dibilang karet reklim adalah suatu hasil
pengolahan scrap yang sudah divulkanisir.
B. KARET
SINTETIS
Karet sintetis sebagian besar
dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.Pengembangan karet sintetis
secara besar-besaran dilakukan sejak zaman Perang Dunia II.Berdasarkan tujuan
pemanfaatannya,ada dua macam karet sintetis yang dikenal yaitu karet sintetis
yang digunakan secara umum serta karet sintetis yang digunakan untuk keperluan
khusus.
1.
Karet sintetis untuk kegunaan umum
Karet
sintetis ini dapat digunakan untuk berbaga keperluan.Bahkan,banyak fungsi karet
alam yang dapat digantikannya.
2.
Karet sintetis untuk kegunaan khusus
Jenis
karet sintetis ini tidak terlalubanyakdigunakan dbanding karet sintetis yang
pertama.Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena memiliki sifat khusus
karena memiliki sifat khusus yang tidak dipunyai karet sintetis jenis
pertama.Sifat yang sekaligus menjadi kelebihannya ini adalah tahan terhadap
minyak,oksidasi,panas atau suhu tinggi serta kedap terhadap gas.
2.4
MANFAAT
TANAMAN KARET
Karet mempunyai arti penting dalam aspek
kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: salah satu komoditi
penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan
sumber penghasilan bagi petani karet.
Karet
adalah polimer
hidrokarbon
yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet
dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea
brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga
menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti
anggota suku ara-araan
(misalnya beringin),
sawo-sawoan (misalnya getah perca
dan sawo
manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion.
Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan
pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha),
sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen
karet (chicle). Karet industri
sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri
perkaretan.
2.5
POPULASI
PER SATUAN LUAS
Dalam pertumbuhan jagung yang
ditanam di lahan perkebunan Universitas Jambi, bahwa jarak tanam jagung
tersebut berukuran 3x4 m dengan jumlah petakan 24 petakan dan masing-masing petakan
sebanyak 4 polybag.Jumlah tanaman karet yang dibudidayakan selama raktikum
sejumlah ±96 batang.
2.3
JUMLAH
BENIH PERLUBANG TANAM
Jumlah benih perpetak
tanam dalam setiap petak lahan sama jumlahnya. Dalam petak pertama dalam setiap
lubang nya diisi empat bibit karet. Dalam percobaan ini di lakukan penanaman karet
dengan enam petak tanam dimana setiap petak mendapat perlakuan yang berbeda.
Setelah dilakukan
penanaman bibit dan tumbuh dilakukan penyeleksian tanaman yang di anggap bagus
pertumbuhannya dengan melihat tanaman tersebut sudah melentis dan tanaman yang
di anggap tidak bagus pertumbuhannya berarti tanaman tidak melentias atau busuk,dimana
jarak antar petak satu dengan petak yang lainnya sama jarak Hal ini dilakukan
agar tanaman yang tumbuh adalah tanaman yang berkwalitas bagus.
III.
METODE PENELITIAN
3.1
WAKTU
dan TEMPAT
Praktikum budidaya tanaman perkebunan di
laksanakan di Lahan Pertanian,Fakultas Pertanian, Universitas Jambi yang di
laksanakan setiap hari sabtu mulai tanggal 1 April 2011 S/d
29 April 2011.
3.2
BAHAN
dan ALAT
Bahan
yang digunakan dalam praktikum tersebut adalah bibit karet sebanyak 96 batang,BAP
(0 ppm,100ppm,300ppm,500ppm) dan alat yang digunakan dalam praktikum adalah
cangkul,parang,spidol dan pisau cutter.
3.3
RANCANGAN
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan system perlakuan yang berbeda yaitu dengan penanaman 4 bibit dengan
setiap petak.
3.4
TAHAP
PERSIAPAN LAHAN TANAMAN KARET
Ø Pengolahan tanah
1.
Penebangan dan pembakaran pohon yang
ada pada lahan.
2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.
3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bulan, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.
2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.
3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bulan, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.
Ø Pencegahan
Erosi
1. Pembuatan teras, baik teras
individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan lahan.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut:
- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).
- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut:
- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).
- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.
Ø
Pembukaan lahan (Land Clearing)
Lahan tempat
tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang,
sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman.
Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi
: (a) pembabatan
semak belukar,
(b) penebangan pohon,
(c) perecanaan dan pemangkasan,
(d) pendongkelan akar kayu,
(e) penumpukan dan pembersihan.
Seiring dengan
pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok,penataan
jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.
Ø Persiapan Lahan Penanaman
Dalam
mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai
kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai
dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :
·
Pemberantasan Alang-alang
dan Gulma lainnya
Pada lahan yang telah selesai tebas
tebang dan lahan lain yang mempunyai
vegetasi alang-alang, dilakukan
pemberantasan alang-alang dengan
menggunakan bahan kimia antara lain
Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon.Kegiatan ini kemudian diikuti dengan
pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis.
·
Pembuatan
teras/Petakan dan Benteng/Piket
Pada areal lahan yang
memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan pembuatan teras/petakan
dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar 150.
Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air
hujan.Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan
lahan. Untuk setiap 6 - 10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah) dibuat
benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.
Ø Penanaman Tanaman Karet
1. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
2. Lubang tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60X40
cm.
3. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan
centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah
dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1
: 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema
fubercens
5. Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda
dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah
sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk
stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.
3.5
Pemeliharaan Tanaman Karet
1. Penyulaman
- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati
terus menerus.
- Tanaman yang mati segera diganti.
- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.
2. Pemotongan Tunas Palsu
2. Pemotongan Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu,
sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.
3. Merangsang Percabangan
Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai cabang
perlu diadakan perangsangan dengan cara :
- Pengeringan batang (ring out)
- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
- Penanggalan (tapping)
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir
musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat
larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari
pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.
5. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping
Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :
- Topografi tanah maksimum 11 (8%)
- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2 tahun.
- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.
- Tanaman sela harus di pupuk.
- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.
3.6
Teknik Perlindungan Tanaman Karet
a. Hama Tanaman Karet
Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga,
mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:
1. Kutu Lak (Laccifer)
Ciri-ciri :
- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.
- Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.
- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada tempat
serangan.
- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga
bagian tanaman yang terserang kering.
- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian :
- Lakukan pengawasan sedini mungkin.
- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan
Biologis
- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin
0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.
2. Pscudococcus Citri
Ciri-ciri :
- Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda
- Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.
Pengendalian :
- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos
dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
- Interval penyemprotan 1-2 mg
b.
Penyakit Tanaman Karet
1.
Penyakit Embun Tepung
Penyebab: Cendawan Oidium heveae
Gejala: Menyerang daun muda
lalu berbintik putih dan merangas . Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.
Pengendalian: pemeliharaan yang
intensif, penyelarasan beban sadapan Secara kimiawi dengan belerang circus
dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.
2.
Penyakit Daun Colletotrichum
Penyebab: Colletotrichum
gloeosporioides
Gejala: Daun muda cacat dan gugur,
pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak berwarna putih bintik hitam
(spora)
Pengendalian: Dengan Fungisida
3.
Penyakit Kanker garis
Penyebab: Phytophthora palmivora
butl
Gejala: Bidang sadapan terdapat
garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit
membusuk. Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang terlampau lembab Makin
rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.
Pengendalian: Secara mekanis
penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup tanah. Secara Kimiawi
dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)
4.
Penyakit Jamur Upas
Penyebab: Cortisium salmonicolor
Gejala: Tajuk pada dahan /
cabang akan layu sehingga tanaman lemah dan produksi turun.
Pengendalian: Secara kimiawi
luka akibat serangan dilumas dengan fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm
2%).
5.
Penyakit Bidang Sadapan
Penyebab: Ceratocystis Fimbriata
Gejala: Menerang kulit bidang
sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu. Penyebaran
melalui spora spora dan pisau sadap.
Pengendalian: Secara mekanis
dengan mengurangi kelembaban. Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif
benomil dan Kaptofol.
6.
Penyakit Cendawan Akar putih
Penyebab: Cendawan Fomes Lignosus
Gejala: Daun kusam, menguning,
layu dan akhirnya gugur Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan
berwarna putih kekuningan.
Pengendalian: Secara mekanis
saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar Penanaman 1-2 tahun
setelah pembongkaran. Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar. Secara kimiawi akar
yang terserang dipotong lalu diolesi fungisida.
Ø
Pemupukan
Selain pupuk
dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara
berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua
kali pemberian dalam setahun. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu
digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua
minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.
4.1
PEMBAHASAN
Pertumbuhan tanaman
karet dengan menggunakan metode stek tidur merupakan metode yang baik walaupun
tanaman karet ada yang pertumbuhannya yang mati..
4.2 KESIMPULAN
Tanaman Karet merupakan salah satu komoditas
pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional,Di
Indonesia,karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang
perekonomian negara.Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup
besar.Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli
hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu sendiri yaitu
daratan Amerika Selatan.
4.3
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar